Salam SID. Inisiatif Penerapan Sistem Informasi Desa di Kabupaten Karo, Terlontarkan pada Februari 2014. Hal ini berdasarkan hasil kegiatan pengamatan lapangan TIM CRI pada Bulan Januari 2014. namum hal tersebut dilakukan secara bertahap dan membutuhkan kerjasma para pihak. Perbaikan Tata Kelola Informasi mutlak diperlukan untuk bisa mengungkapkan pengarusutamaan informasi dari semua pemangku kepentingan. Informasi Kebencanaan menjadi bagian penting untuk disampaikan secara luas dan sesuai dengan pemanfaatan teknologi setempat. Hasil Pengamatan Lapangan di Bulan Januari 2014 Radio Radio Komunitas pun mulai bergeliat kembali, untuk lebih banyak lagi memberitakan tentang informasi diseputar tempat tinggalnya dan berguna untuk masyarakat disana. Serial pelatihan jurnalisme warga pun terselenggara beberapa kali hanya untuk wilayah wilayah tertentu. beberapa material atau konten hasil pelatihan diperlombakan. Selain diperlombakan beberapa konten, kemudian mengisi (Audio Pengelolaan Informasi Kebencanaan) APIK. untuk yang tertarik dengan APIK bisa di Download pada tautan : Desa Desa yang telah menggunakan SID dapat dilihat pada sebaran Peta Berikut. Daerah tersebut ditandai dengan warna kuning muda. Kegiatan yang dilakukan oleh para pihak mendapat dukungan dari pemda setempat, salah satunya adalah dengan integrasi pengelolaan bersama Pemerintah Desa, BPBD dan BNPN, Sedangkan untuk pihak lainnya non pemerintahan adalah CRI dan UNDP. Untuk lebih lanjut bisa mengakses http://sid.karokab.go.id/ Inisiatif yang semakin Nyata dan Berkembang merupakan perwujudan dari MASTER DATA DESA MASyarakat TERlibat DATA akurat Desa Berdaulat. Sumber : Lumbung Komunitas
Geliat SID di Tanah Bertuah
Baru satu tahun prakarsa penerapan Sistem Informasi Desa (SID) di lima desa percontohan di Kabupaten Serdang Bedagai dampingan BITRA Indonesia langsung mendapat apresiasi positif dari Bupati Serdang Bedagai (Sergai). Pasalnya, awal Juni ini Ir H. Soekirman Bupati Sergai meluncurkan SID dan menandatangani Peraturan Bupati tentang Penerapan SID di Kabupaten Serdang Bedagai. Bupati Sergai merencanakan SID akan diterapkan di 243 desa se Kabupaten Serdang Bedagai. Dalam sambutannya, yang dilansir dari bupati menyatakan bahwa teknologi harus memudahkan dan mempercepat pelayanan publik dan diharapkan pencanangan SID ini menjadi keterbukaan informasi dan menjadi desa yang berdaya saing. Sejauh ini, pemanfaatan SID oleh lima desa percontohan pun beragam. Mulai dari pemanfaatan untuk peningkatan pelayanan, pendataan dan analisa kemiskinan partisipatif (AKP), pemerataan partisipasi pembangunan, transparansi, promosi produk unggulan Usaha Kecil Menengah (UKM) dan kelompok masyarakat desa, serta berbagai manfaat lain yang dapat dioptimalkan. “Kami melihat, beberapa desa kini mengalami peningkatan permintaan dan perluasan pasar dari produk-produk unggulan desanya”, ungkap Wahyudhi, Direktur BITRA Indonesia. Tantangan pun dilontarkan oleh Bupati Sergai di hadapan dua ratusan kepala desa pengembang SID yang hadir di Aula Sultan Serdang dalam kegiatan Forum Inspirasi Desa. “Ke depan, jika memungkinkan produk-produk desa ini dapat diselenggarakan jual belinya secara online?”, ucap Ir. H Soekiman. Peningkatan perekonomian memang dirasakan masyarakat sejak produk UKMnya mampang di website desa yang merupakan representasi SID. Senin, 14 Maret lalu salah satu media nasional Kompas mengangkat cerita sukses penerapan SID di Sergai dengan tajuk “Sistem Informasi Desa : Kabar Baik Itu Berasal dari Desa”. Dalam berita tersebut, Rukiah (38) dari Desa Tanjung Harap, Serba Jadi kebanjiran pesanan keripik gosong setelah produknya dipromosikan melalui website desa. Desa Tanjung Harap pun memanfaatkan SID untuk Analisis Kemiskinan Partisipatif (AKP). Salah satu tim pelaksana AKP M. Taufik Nasution mengatakan bahwa model pendataan AKP yang sederhana mampu menyimpan potensi sumber data yang luas dan terbuka. Tim AKP ini menggali data kemiskinan dari setiap warga sesuai dengan indikator-indikator kemiskinan yang disusun warga secara partisipatif. Harapannya pemerintahan desa memiliki database kemiskinan yang didapat dari masyarakat sendiri dan kedepannya berguna sebagai basis data untuk pembangunan dan pemberdayaan terhadap masyarakat miskin agar dapat mengurangi angka kemiskinan di desa. Proses yang dilakukan dalam pendataan pun dilengkapi dengan cek lingkungan. Maksudnya untuk mengecek dan mengoreksi langsung apa yang disampaikan responden sesuai dengan keadaan sesungguhnya atau tidak. Data yang dihasilkan dalam proses pendataan ini harapannya bisa lebih terpercaya dibandingkan pendataan yang dilakukan oleh BPS. Lain ladang lain belalang. Lain halnya dengan Tanjung Harap, Desa Bingkat Kecamatan Pegajahan memanfaatkan SID untuk transparansi dan pemerataan partisipasi pembangunan. “Transparansi pengelolaan anggaran desa, kebijakan yang memihak kepentingan masyarakat desa merupakan visi baru pemimpin desa”, ungkap Rudi ST Kepala Desa Bingkat dalam pertemuan pembahasan visi pembangunan desa yang dilansir dari website BITRA Indonesia. Rancangan dan rencana kegiatan pembangunan desa beserta anggarannya juga dibeberkan oleh kepala desa. Dalam hal pemerataan partisipasi pembangunan, tiap dusun di Desa Bingkat ada anggaran untuk membangun. Selain tiap dusun, Karang Taruna juga ada anggaran cukup untuk mengembangkan kegiatan agar lebih optimal. Peningkatan pelayanan publik juga dirasakan oleh pemerintah desa maupun masyarakat di lima desa percontohan, terutama Desa Tanjung Beringin. Administrasi surat menyurat berlangsung cepat. Seluruh data kependudukan tersimpan di dalam SID. Format surat keterangan pun sudah ada di dalam SID, sehingga tidak perlu mengetik ulang. Keterlibatan berbagai elemen masyarakat juga menjadi salah satu indikator pemanfaatan SID agar lebih optimal. Berbagi peran antara pemerintah desa dan masyarakat dalam pengelolaan SID juga bisa dilakukan. Pemerintah desa berperan dalam pengelolaan data, sedangkan masyarakat berperan sebagai pengelola informasi dalam kerangka jurnalisme warga. Insiatif penerapan SID di Serdang Bedagai ini diprakarsai oleh BITRA Indonesia. Amanat Pasal 86 UU No 6 Tahun 2014 tentang Desa ini mendorong BITRA Indonesia sebagai lembaga pengembang sumber daya manusia pedesaan untuk ikut terlibat dalam proses penerapan Sistem Informasi Desa yang menjadi wajib bagi seluruh desa. Menurutnya SID ini merupakan jendela pembuka cakrawala keberadaan desa kepada dunia. Bahkan ada banyak peluang sekaligus tantangan dengan desa menggunakan SID. Komunikasi dengan Combine Resource Institution (CRI) sebagai salah satu lembaga yang mengembangkan Sistem Informasi Desa sejak 2009 pun dibangun. Akhirnya pada Juni 2015 BITRA Indonesia mengajak lima belas peserta perwakilan desa-desa dampingannya, Bappeda 3 Kabupaten di Sumatera Utara dan BITRA Indonesia sendiri datang ke Yogyakarta untuk belajar SID. Selama lima hari CRI memfasilitasi Training of Trainer SID. Mulai dari sejarah gagasan dan arah pengembangan manfaat SID, pemetaan isu dan kebijakan pembangunan pedesaan di Sumatera Utara, pemetaan kapasitas desa dan lembaga pendamping, pelatihan teknis aplikasi SID, pelatihan Jurnalisme Warga serta kunjungan lapangan ke desa penerap SID di Balerante, Klaten dan Dlingo, Bantul. Kerjasama penerapan SID di Sumatera Utara antara CRI dan BITRA Indonesia pun dibangun. BITRA Indonesia menjadi mitra lokal dalam penerapan SID. Beberapa kali CRI menggelar pelatihan penguatan teknis SID dan jurnalisme warga. Simpul-simpul antara pemerintah desa, pemerintah daerah, masyarakat, dan lembaga pendamping yang telah ada dalam proses penerapan SID ini perlu selalu dijaga agar kencangnya pemanfaatan SID pun stabil. Bahrun Wardoyo Kepala Desa Dlingo, Bantul yang hadir dalam proses peluncuran SID di Kabupaten Sergai juga turut memberikan motivasi bahwa desa harus berani membangun dirinya untuk kemajuan dan kesejahteraan masyarakat. Penulis : Maryani (Pengelolaan Pengetahuan – CRI) Kartographer : Irman Ariadi (Analis Data dan Pengembangan Sistem Informasi – CRI) sumber : Lumbung Komunitas
Kelawu
Selasa 21 Juni 2016, Temen KLJ Jogja mendapat kehormatan untuk berbagi pengetahuan di Galeri Program Pascasarjana Institut Seni Indonesia. Workshop tersebut merespon permintaan untuk Pameran IMAJI #1 dengan judul KELAWU Pameran Foto Hitam Putih Analog ‘‘KELAWU’’Zonanya muda berkarya dengan teknik jadul. Mahasiswa Jurusan Fotografi yang berjumlah 70 orang dari Fakultas Seni Media Rekam (ISI Yogyakarta) angkatan 2015. sekitar 25 orang dari mahasiswa dan umum yang hadir dalam kegiatan tersebut, kegiatan diawali dengan penjelasan umum tentang mekanisme kerja lubang jarum. Pemanfaatan Teknologi Lubang jarum. jejaring Pegiat Lubang jarum Se indonesia. Kebutuhan penguasaan Teknik Lubang untuk Mahasiswa ISI menjadi sangat penting dan sebagai bagian dari kurikulum pendidikan untuk bisa menempuh jenjang berikutnya. Sampai berjumpa pada serial workshop berikutnya. Pameran Foto Hitam Putih Analog ‘‘KELAWU’’ Zonanya muda berkarya dengan teknik jadul. Mahasiswa Jurusan Fotografi yang berjumlah 70 orang dari Fakultas Seni Media Rekam (ISI Yogyakarta) angkatan 2015, menggelar pameran di Galeri Program Pascasarjana ISI Yogyakarta (ISI kampus 2). Pembukaan pameran dilaksanakan pada hari Senin, 20 juni 2016 dan pelaksanaan pameran sampai dengan hari Rabu, 22 juni 2016. Pameran tersebut diselenggarakan untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah Proses Imaji 1, yang diampu oleh Dr. Irwandi, M. Sn. juga sebagai kurator bersama Oscar Samaratungga, SE., M. Sn. yang bertemakan ‘‘KELAWU’’. Dalam pameran ini di suguhkan beberapa teknik mencetak foto jadul (jaman dahulu) yang menghasilkan karya karya yang tidak biasa. Dengan foto yang mengkespresikan nuansa – nuansa trend masa kini (jaman modern). Menurut Irwandi, praktik fotografi analog telah terbukti berhasil membentuk visi fotografis pelakunya dua hingga tiga langkah lebih maju daripada yang tidak melakoninya. Untuk itu, Jurusan Fotografi , F S M R , I S I Yogyakarta tetap mempertahankan Praktik foto analog dalam kadar tertentu. Pameran yang akan berlangsung selama tiga hari ini akan dibuka oleh anggota dewan kehormatan Masyarakat Fotografi Indonesia, Prof . S o e p r a p t o S o e d j o n o , M F A . , P h . D . Selain itu, pada tanggal 21 Juni siang, akan diadakan workshop Kamera Lubang Jarum. Kegiatan ini merupakan upaya untuk memperdalam pemahaman fotografi kepada para mahasiswa juga untuk berorganisasi. Sedangkan Workshop ini terselenggara berkat kerjasama anatar Jurusan Fotografi dan Komunitas KLJ Yogyakarta Pungkas Oskar. Sumber Panitia Pameran Imaji #1
Peta Rupabumi Indonesia
Latihan Membuat Peta Indonesia Online Sumber data : BIG Portal
Karya Pinhole indonesia di Galeri Pinhole days 2016
Salam Lima Jari awalnya siy susah log in.. di tolak server … lupa loginnya.. anyway.. sudah lah…. Tahun ini kontributor gambar di Galeri Pinhole dari Indonesia menurun jumlahnya. Data Tahun 2015 ada sekitar 76 Gambar dan Tahun 2016 Hanya 52. lalu apakah pergerakan memotret ala lubang jarum ini sudah kurang diminati lagi ? tentu kita semua (para pegiat) yang bisa menjawab itu. Seperti Tahun Lalu hasil karya lubang jarum dari jogja berada pada 45 % isi galeri dari Indonesia…. Jogjakarta “dibalik Keserhanaan ada Keistimewaan” kita lihat yuks isi galerinya : Sumber : WPPD 2016