Student Youth Camp Stone Hole adalah sebuah program aktivitas wisata pendidikan dan kreatif bagi remaja oleh Island Tour di Bangka Tengah yang menggunakan variasi metode kegiatan pembelajaran sebagai upaya dalam Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan. Bergabunglah dengan petualangan tahunan kami! Student Youth Camp At Stonehole Tempat: Desa Batu Belubang Pangkalan Baru Bangka Tengah Bersiaplah untuk pengalaman yang tak terlupakan di Student Youth Camp Stonehall 2024! Dengan beragam kegiatan seru dan pembelajaran yang mendalam, camp ini dirancang khusus untuk memberikan keterampilan berpikir kiritis, berpikir kreatif, komunikasi efektif dan kolaborasi, mempererat ikatan persaudaraan, membangun kepemimpinan, dan merayakan keunikan setiap individu. Tujuan Kegiatan Memberikan pengalaman bagi remaja tentang Action Learning Membekali remaja untuk memiliki keterampilan berpikir tingkat tinggi Memberikan keterampilan bagi remaja untuk berpikir kiritis, berpikir kreatif, komunikasi efektif dan kolaborasi. Implementasi Profil Pelajar Pancasila. Mengisi liburan sekolah. Aktivitas yang Menarik Petualangan Alam: Hiking, orienteering, berkemah di pantai, dan menjelajahi desa. Workshop Kreatif: Membuat cenderamata, observasi lingkungan dan sosial kemasyarakatan, dan keterampilan lainnya. Pembelajaran Kolaboratif: Diskusi, permainan tim, dan tantangan untuk mengasah kemampuan kerja sama. Malam Api Unggun: Waktu untuk berbagi cerita, Apresiasi seni, dan memperkuat ikatan persaudaraan. Kenapa Kamu Harus Bergabung Temukan potensi tersembunyi dalam dirimu. Bangun persahabatan yang akan bertahan seumur hidup. Dapatkan pengalaman berkesan di desa Batu Belubang bersama sahabatmu. Registrasi Sekarang! Tempat terbatas, jadi segera daftarkan dirimu untuk Student Youth Camp at Stonehall. Periode 1 : 24 – 26 Juni 2024 (Untuk Pelajar SMA sederajat) Periode 2 : 28 – 30 Juni 2024 (Untuk Pelajar SMP sederajat) Periode 3 : 2 – 4 Juli 2024 (Untuk Pelajar SMA sederajat) Periode 4 : 6 – 8 Juli 2024 (Untuk Pelajar SMP sederajat) Ada dua skema acara lho, dan selamat menentukan tanggalnya Hubungi 0821 3644 6162 untuk informasi lebih lanjut dan pendaftaran. Fasilitas Kegiatan Tenda Dome (sharing) Kasur Busa + Bantal (sharing) Konsumsi kegiatan ( Sarapan, Makan Siang dan Makan Malam) Buku panduan kegiatan Unduh Brosur Jangan lewatkan kesempatan untuk mendapatkan petualangan dan wisata pendidikan bersama Island Tour! Segera bergabung dengan kami di Student Youth Camp At Stonehall ! sumber : https://www.instagram.com/p/C63njB4P26X/ Island Tour
Pinhole : Dari Alhazen Sampai Candice Jyotika
SabdaNews.com-Pinhole atau Kamera Lubang Jarum merupakan induk dari semua kamera bahkan induk dari ilmu fisika optik. Penemunya adalah Abu Ali al-Hasan bin al-Hasan bin al-Haitsam (Arab: أبو علي الحسن بن الحسن بن الهيثم) atau Ibnu al-Haitham (Ibn Al-Haytham, Alhazen); lahir di Basra, Irak tahun 965 (354 H), wafat di Kairo, Mesir tahun 1039 (430 H). Beliau seorang ilmuwan yang ahli dalam bidang sains, falak, matematika, geometri, pengobatan, dan filsafat. Al-Haitham adalah perintis penelitian mengenai fisika cahaya, dan telah memberikan banyak inspirasi para filsuf-ilmuwan Barat, seperti Roger Bacon, dan Kepler dalam menciptakan mikroskop serta teleskop. Juga menginspirasi para ilmuwan besar seperti Umar Khayyam, Taqiyuddin Muhammad bin Ma’ruf, Kamaluddin al-Farisi, Ibnu Rusyd, al-Khazini, John Peckham, Witelo, termasuk Ibnu Firnas penemu kacamata, juga menginspirasi Newton. Studi inovatif Ibnu al-Haitham di bidang optik termasuk penelitiannya di bidang katoptrik dan dioptri (masing-masing ilmu yang menyelidiki prinsip dan instrumen yang berkaitan dengan pemantulan dan pembiasan cahaya), pada dasarnya dikumpulkan dalam karya monumentalnya: Kitåb al-Manåóir (The Optics; De Aspectibus atau Perspectivae; disusun antara tahun 1028 M sampai 1038 M). Penelitian tentang fisika optik yang dilakukan oleh Ibnu Al-Haitham inilah yang sekaligus mengawali sejarah fotografi, malalui penemuannya Camera Obscura yang secara bahasa bermakna “kamar gelap” atau ruang kedap cahaya. Penemuan ini bermula saat beliau berada dalam penjara karena kegagalan beliau menjalankan tugas dari penguasa saat itu untuk mengerjakan sebuah proyek bendungan di sungai Nil, daerah selatan Aswan, Mesir. Bahkan kata “kamera” (camera) berakar dari bahasa Arab “kamar” الكاميرا (al kamira) yang secara harafiah memang berarti “kamar” atau ruangan. Sedangkan “obscura” dari bahasa latin yang berarti “gelap” (kedap cahaya). Sejarawan Mesir Ibnu al-Qifti (1172-1248 M) mencatat tentang seorang ilmuwan dari Basra atau Basrah atau Bashrah (Arab: البصرة, sekarang masuk wilayah Irak) bernama Ibnu Al-Haitham (965-1039 M) yang membuat pernyataan publik bahwa dirinya mampu memberi solusi untuk mengatasi banjir tahunan yang menimpa Mesir akibat meluapnya sungai Nil. Saat itu Al-Haitham berusia sekitar 45 tahun, dan Basra merupakan kota besar salah satu pusat ilmu pengetahuan dan peradaban pada jamannya, di bawah pemerintahan Khalifah Dinasti Fatimiyah, Abu Ali al-Mansur al-Hakim bi-Amr Allah, atau dikenal dengan Al Hakim yang berpusat di Mesir. Sebagai pakar filsafat- matematika-fisika-arsitektur-teknik sipil (saat itu ilmu pengetahuan belum terbagi-bagi seperti sekarang), Al-Haitham secara resmi diundang oleh khalifah Al-Hakim untuk proyek membangun bendungan di sungai Nil daerah selatan Aswan, Mesir. Al-Haitham kemudian melakukan survei lapangan, tetapi tampaknya tidak bisa mewujudkan rencananya tersebut. Dalam catatan sejarah Ibnu al-Qifti, ketika Ibnu al-Haitham sampai di Mesir, Khilafah Al-Hakim menyambutnya di gerbang Kota Kairo al-Ma’ziyyah yang lebih dikenal dengan al-Khandaq. Namun ketika Al-Haitham mempelajari secara komprehensif sifat-sifat alamiah sungai Nil, dia langsung menyadari ketidakmampuannya. Dia baru tahu bagaimana para arsitek Fatimiyah yang terdahulu ternyata telah membuat mega proyek yang luar biasa untuk berusaha mengatasi masalah tersebut, namun tetap saja belum mampu memberi solusi atas masalah banjir. Al-Haitham pun mulai berpikir, jika memang solusi yang ada di benaknya bisa menyelesaikan masalah banjir tersebut, tentunya itu sudah lama dipikirkan oleh para arsitek yang menciptakan semua desain yang luar biasa ini. Menyaksikan ini, dia pun menyadari kelemahannya. Hal ini kemudian diakuinya secara terbuka di hadapan Khalifah Al-Hakim. Dan khalifah pun sangat kecewa. Tapi Al-Hakim tidak menjatuhkan hukuman pada Ibnu Al-Haitham. Sebaliknya, dia justru memerintahkan Al-Haitham agar membantu dalam urusan pemerintahan. Sangat mungkin keputusan ini diambil karena khalifah melihat sejumlah potensi intelektual dari Al-Haitham yang sangat dibutuhkan negara. Namun demikian masalah banjir di Mesir masih terus menjadi persoalan yang ingin dipecahkan oleh Al-Hakim. Tentu situasi ini membuat Al-Haitham tertekan. Lagi pula Al-Haitham yang berlatar ilmuwan tentu tidak nyaman bekerja dalam urusan atsministratif, dia terbiasa bekerja secara bebas di luar ruangan melakukan penelitian. Salain itu juga dia menyadari suasana hati khalifah Al-Hakim yang sangat mudah berubah; Kadang Al-Hakim tampil sebagai sosok yang cerdas dan bijak, tapi kadang bisa temperamental mudah murka dan menghukum. Khawatir dengan keselamatan dirinya, Ibnu Al-Haitham yang karakternya memang nyentrik ini berpura-pura mengalami gangguan mental alias gila. Dan akibatnya Al-Haitham malah dikurung di dalam sebuah rumah yang gelap. Tidak diketahui berapa lama tepatnya Ibnu Al-Haitham mendekam dalam rumah-penjara tersebut. Beberapa catatan menyebut sekitar 10 tahun, tapi umumnya disebutkan bahwa beliau dikurung dalam rumah ini sampai wafatnya Al-Hakim saat peristiwa kudeta tahun 1021. Sebagai perbandingan, 100 tahun sebelumnya di belahan bumi Nusantara, candi Borobudur bahkan telah berdiri. Borobudur mulai dibangun atas inisiatif Raja Samaratungga pada masa kejayan Dinasti Syailendra sekitar tahun 824 M, dan perlu waktu sekitar 75 tahun untuk menyelesaikanya, yakni baru selesai menjelang tahun 900 M pada masa pemerintahan Ratu Pramudawardhani, putri Raja Samaratungga. Arsitek yang berjasa dalam merancang candi tersebut ialah Gunadharma. Artinya, pada saat itu sebenarnya peradaban Nusantara sudah sangat maju dalam hal sains, seni, teknologi dan arsitektur, karena Bodobudur sebelum terkubur oleh material vulkanik erupsi gunung Merapi, candi megah yang memiliki luas sekitar 2500 meter persegi dengan panjang 121,66 meter, lebar 121,38 meter, dan tinggi 35,40 meter ini dibangun tepat di tengah sebuah danau sehingga jika dilihat dari perbukitan dan gunung-gunung di sekitarnya candi ini seperti sekuntum teratai yang sedang mekar. Bisa dipastikan proses pembangunannya demikan rumit dan tak kalah sulitnya dengan proyek bendungan sungai Nil di daerah Aswan, Mesir, yang gagal direalisasikan oleh Ibnu Al-Haitham sampai menyebabkan beliau masuk penjara. Kembali pada proses penemuan camera obscura oleh Ibnu Al-Haitham, selama di dalam ruangan penjara yang gelap (kamar gelap) yang hanya memiliki satu lubang ventilasi untuk melihat dunia luar itulah beliau mengamati sebuah moment bahwa cahaya yang melewati sebuah lubang kecil menuju ruang kedap cahaya ternyata memproyeksikan objek yang berada dari arah datangnya cahaya secara terbalik. Perlu diketahui bahwa penjara di Mesir saat itu berupa sebuah rumah berbentuk kubus dengan satu atau beberapa kamar sempit yang dibangun terpencil di tengah gurun pasir dengan pengawasan yang ketat, hanya diberi ventilasi kecil untuk penjaga memberi makanan dan berkomunikasi secara terbatas dengan tahanan yang mendekam dalam ruangan gelap. Selama periode hidup di dalam penjara inilah Al-Haitham melakukan pengamatan mendalam tentang bagaimana cahaya bekerja. Beliau langsung menyadari kesalahan mendasar teori optik yang diyakini pada jaman itu. Penemuan camera obscura olah Al-Haitham sekaligus mengoreksi pendapat para ilmuwan Yunani kuno sebelumnya, yang diikuti oleh ilmuwan Romawi Klaudius
Pameran Pinhole Day 2024: Puluhan Karya Foto Kamera Lubang Jarum di Surabaya
SUARA MERDEKA SURABAYA – Puluhan karya Kamera Lubang Jarum (KLJ), menghiasi setiap sudut galeri dalam menyambut Hari Pinhole Dunia 2024. Terlihat pengunjung melihat karya-karya foto di Galeri Merah Putih di Balai Pemuda, Surabaya, Jawa Timur, pada Sabtu 27 April 2024. Pameran fotografi yang berlangsung pada 27 April hingga 2 Mei 2024 itu menampilkan karya sebanyak 30 foto, diikuti oleh 30 fotografer dari berbagai daerah di Indonesia. Ray Bachiar, Founder Komunitas Lubang Jarum Indonesia, mengatakan bahwa pameran ini diadakan bertujuan memberikan pengetahuan seni menciptakan foto serta mengenalkan sejarah dunia fotografi kepada khalayak luas. “Pinhole atau kamera lubang jarum, adalah kamera sederhana tanpa lensa yang menggunakan lubang kecil sebagai pengganti lensa untuk merekam subjek. Selain itu, kami juga mengapresiasi hasil dari para anggota sampai para master,” ujar Bachiar saat ditemui Suara Merdeka Surabaya. Ia menambahkan bahwa Hari Pinhole Dunia dirayakan setiap 28 April 2024 secara serentak di seluruh dunia. “Pada perayaan Hari Pinhole, khususnya pegiat Pinhole Indonesia akan dilakukan hunting foto KLJ bersama,”ujarnya. Sementara itu, Irman Ariyadi, Ketua Pelaksana Pameran Pinhole Day, mengungkapkan bahwa fokus utama anggota Pinhole Indonesia saat ini adalah menangkap gambar yang bergerak. “Sebelumnya ada program bernama Rekam Matahari, yang memerlukan waktu tujuh hari untuk mencapai hasil gambar yang optimal dari sinar matahari,” jelasnya. Dia berharap semakin banyak yang tertarik dan ikut hunting bersama Pinhole Indonesia. Apalagi Indonesia merupakan negara dengan kekayaan alam yang melimpah sehingga bisa melestarikan budaya melalui pinhole ini. Pameran fotografi ini dimeriahkan beberapa rangkaian acara, termasuk Pameran Fotografi Pinhole, Diskusi Fotografi, Workshop Pinhole, Hunting Pinhole, dan On The Spot Painting/Drawing. Disisi lain, Aliya Sakina Murdoko, salah satu fotografer muda dari Malang, karyanya yang berjudul Asoka dengan visual tanaman bunga terpilih dalam Pameran Pinhole Day 2024. Pengunjung pameran pinhole di Surabaya. (Suara Merdeka Surabaya / Patrick Cahyo Lumintu) “Kebetulan saya suka melukis seperti bunga, terus karyanya yang lolos kurasi juga bunga. Seru sih, bisa ikut pameran Pinhole,” ujar Aliya Murdoko. Pelajar SMP National Leader School Malang itu mengaku. Meski terbilang baru di dunia fotografi khususnya pinhole, ia selalu menikmati proses penciptaan foto. Alhasil karya yang Aliya ciptakan bisa mencuri perhatian hampir seluruh pengunjung pameran tersebut. “Ada tantangannya butuh fokus, memilih angle yang tepat serta rasa penasaran terhadap hasil karena tidak bisa lihat langsung, seperti kamera digital. Kemarin motretnya beberapa kali sebanyak 5 kali setiap spot, terus dipilih yang paling menarik,” ungkap Aliya.. Dia berharap kedepannya pameran Pinhole ini terus diselenggarakan, terutama untuk mewadahi kreatifitas generasi muda. “Semoga terus ada, sebagai ruang berkarya bagi kaum muda, karena ingin melanjutkan pameran pinhole berikutnya,” pungkasnya.*** Sumber : https://surabaya.suaramerdeka.com/surabaya/106112531437/pameran-pinhole-day-2024-puluhan-karya-foto-kamera-lubang-jarum-di-surabaya https://indonesianpinhole.org/pameran-pinhole-day-2024-puluhan-karya-foto-kamera-lubang-jarum-di-surabaya/
Mengintip Hasil Foto Kamera Lubang Jarum, Menyambut Hari Pinhole Dunia
Komunitas Pinhole Indonesia menyambut Hari Pinhole Dunia dengan mengadakan pameran di Balai Pemuda Surabaya. Ray Bachtiar, salah satu founder Pinhole Indonesia mengatakan, pameran ini diadakan untuk menambah pengetahuan masyarakat lainnya. Pinhole atau kamera lubang jarum, adalah kamera sederhana tanpa lensa yang menggunakan lubang kecil sebagai pengganti lensa. “Selain itu kami juga mengapresiasi hasil dari para anggota sampai para master yang ada,” ucapnya saat ditemui suarasurabaya.net, Sabtu (27/4/2024). Ia juga menjelaskan, Hari Pinhole dirayakan setiap 28 April 2024. Pameran ini juga dibuka lebih awal untuk menarik minat orang-orang yang mengunjungi. “Besok baru ada perayaan Hari Pinhole. Pinhole Indonesia akan menyebarkan seluruh titik di Indonesia untuk melakukan hunting foto bersama,” jelasnya. Beberapa alat Pinhole dan pengganti kertas film yang dipamerkan di Balai Pemuda Surabaya, Sabtu (27/4/2023). Foto: Firman magang suarasurabaya.net Pada kesempatan yang sama, Irman Ariyadi Ketua Pelaksana pameran pinhole di Galeri Pemuda menyebutkan, Target utama para anggota Pinhole Indonesia sekarang adalah untuk mengambil gambar yang bergerak. “Dulu kami sempat ada program, namanya Rekam Matahari. Membutuhkan waktu kurang lebih tujuh hari untuk menghasilkan gambar yang maksimal dari cahaya matahari,” terangnya. Selain rekam matahari, ia mengiginkan agar bisa menangkap hasil gambar human interest dengan hasil yang maksimal. “Kalau biasa paling gedung saja, kami segera coba hasil gambar orang yang beraktivitas,” katanya. CCTV tempel karya Pinhole Indonesia yang bisa menangkap rekaman gambar selama tujuh hari dipamerkan di Balai Pemuda Surabaya, Sabtu (27/4/2024). Foto: Firman magang suarasurabaya.net Irman juga mengatakan, Indonesia adalah negara dengan kekayaan alam yang melimpah. Dengan itu ia berharap pada anak-anak yang ada supaya bisa melestarikan budaya termasuk pinhole ini. “Semoga semakin banyak yang tertarik dan ikut hunting bersama Pinhole Indonesia,” pungkasnya.(man/iss) sumber : https://www.suarasurabaya.net/senggang/2024/mengintip-hasil-foto-kamera-lubang-jarum-menyambut-hari-pinhole-dunia/ https://indonesianpinhole.org/mengintip-hasil-foto-kamera-lubang-jarum-menyambut-hari-pinhole-dunia/ Reportase oleh Ika Suryani Syarief dan Firman
Puluhan Karya Fotografi Pinhole Dipamerkan Serentak di 2 Galeri Surabaya
SURABAYA (RadarJatim.id) — Puluhan karya seni fotografi lubang jarum (pinhole) dipamerkan di dua lokasi sekaligus di Surabaya, mulai Sabtu (27/4/2024). Kedua lokasi itu adalah Gallery Merah Putih, Balai Pemuda Surabaya dan ARTS.ID Art Space, Jl. Lombok 10 Surabaya. Di Gallery Merah Putih, pameran akan berlangsung pada 27 April – 2 Mei 2024. Sementara di ARTS.ID Art Space digelar pada 27 April – 27 Juni 2024. Pameran fotografi ini akan menyuguhkan beberapa agenda acaya, yakni Pameran Fotografi Pinhole, Diskusi Fotografi, Workshop Pinhole, Hunting Pinhole dan On The Spot Painting/Drawing. “Ini terbuka untuk umum dan gratis. Jam buka galeri pada pukul 10 00 – 21.00 WIB. Monggo masyarakat Surabaya dan sekitarnya hadir,” ujar Arik S. Wartono, salah satu kurator pameran yang juga pendiri Sanggar DAUN, Jumat (26/4/2024). Dikatakan, pameran itu digelar dalam rangka merayakan 20 Tahun Sanggar DAUN, Worldwide Pinhole Photography Day 2024, Hari Menggambar Nasional 2 Mei 2024 dan Mei sebagai bulan Menggambar Nasional. Tiga seniman bertindak kurator, yakni Ray Bachtiar Dradjat (KLJI), Arik S. Wartono (Sanggar DAUN), dan Irman Ariadi (Indonesian Pinhole). Pameran fotografi menampilkan 30 foto lubang jarum (pinhole) dari 30 kreator di beberapa daerah di Indonesia, dengan berbagai bentuk kamera pinhole, berbagai media rekam dan berbagai kreativitas teknik analog. gresik – arik – Gerbang Majapahit Ia menambahkan, Indonesian Pinhole (IPO) yang bekerja sama dengan Sanggar DAUN dan Komunitas Lubang Jarum Indonesia (KLJI) berencana menjadikan program kolaborasi ini sebagai program yang berlangsung tiap tahun. Arik menjelaskan, pameran seni fotografi lubang jarum (pinhole) ini diselenggarakan dalam rangka merayakan Worldwide Pinhole Photography Day 2024 yang diperingati setiap bulan April pada minggu terakhir. Selain pameran, juga ada workshop, diskusi fotografi dan hunting bersama yang tentunya serentak di berbagai negara saat momen Worldwide Pinhole Photography Day, 28 April 2024. “Kegiatan ini sekaligus merayakan Hari Menggambar Nasional yang diperingati setiap tanggal 2 Mei bersamaan dengan hari Pendidikan Nasional, karena menggambar adalah bagian dasar dari pendidikan dan bulan Mei ditetapkan sebagai Bulan Menggambar Nasional, yang terselenggara di seluruh titik yang ada di Indonesia,” ujarnya. Dikatakan, fotografi secara harafiah artinya menggambar dengan cahaya. Dan, perayaan ini, lanjutnya, sekaligus menandai ulang tahun ke-20 Sanggar DAUN (2004-2024). Para seniman yang terlibat dalam pameran ini, di antaranya Ray Bachtiar Dradjat (Jakarta), Arik S. Wartono (Gresik), Irman Ariadi (Bangka), Syafiudin Vifick (Bali), Nur Hasanah Sawil (Cirebon), juga Ariel Ramadhan (Surabaya). Satu hal yang istimewa dalam rangkaian kegiatan Surabaya: Worldwide Pinhole Photography Day 2024, sambung Arik, adalah, hadirnya karya fotografer anak-anak termuda, yakni Candice Jyotika (5 tahun) dari Sidoarjo, Jawa Timur, tercatat dalam pameran foto yang terpublikasi secara internasional. “Anak-anak usia TK (Taman Kanak-Kanak) seperti Candice Jyotika sudah mulai berkarya pinhole, tentu fakta menarik yang mungkin bahkan tak pernah terbayangkan oleh Ibnu Al-Haitham (Alhazen) sang penemu kamera obscura. Seperti keajaiban sulap Al-Bayt Al-Muzlim (camera obscura), dunia akan menyeru: Alakazam Abracadabra!,” pungkasnya. sumber : https://radarjatim.id/puluhan-karya-fotografi-pinhole-dipamerkan-serentak-di-2-galeri-surabaya/ https://indonesianpinhole.org/puluhan-karya-fotografi-pinhole-dipamerkan-serentak-di-2-galeri-surabaya/ foto oleh : Ray Bachtiar Dradjat dan Arik S Wartono
Pinhole Day 2024: Mengenang Masa Lampau, Terangi Masa Depan Fotografi
SUARA MERDEKA SURABAYA – Indonesian Pinhole (IPO) berkolaborasi dengan Komunitas Daun Surabaya, dan Komunitas Lubang Jarum Indonesia (KLJI), untuk menyelenggarakan serangkaian Pameran Pinhole Day 2024. Pameran tersebut ditutup oleh bedah kamera Obscura dan edukasi Pinhole, yang berkaitan dengan dunia pendidikan serta On The Spot Painting. Kamera Obscura merupakan hasil pemikiran dari Ibnu Al Haitham, seorang ilmuwan muslim yang hidup di Basra tahun 965-1039 M. Beliau dikenal sebagai bapak optik, melalui kitabnya (buku) Al Manazir. Kitab tersebut adalah literatur pertama yang menjelaskan prinsip kerja kamera obscura. Lima abad kemudian penggunaan kamera obscura, mulai terkenal di Eropa sebagai alat bantu seniman menggambar. Karena kemampuannya dalam memudahkan penciptaan perspektif dan skala dalam menggambar. Ilmuwan pertama yang menggunakan gambar dari kamera obscura ini, bernama Joseph Nicephore Niepce asal Prancis pada tahun 1827 M. Penggunaan kamera obscura meluas hingga kalangan militer, sebagai alat bantu navigasi udara (penerbangan) dan perangkat radio komunikasi. Ketua Pelaksana Pinhole Day 2024, Irman Ariadi mengatakan bahwa prinsip kerja dan pemanfaatan teknologi pinhole sebenarnya tersemat dalam sistem pendidikan nasional, menggunakan pendekatan Profil Pelajar Pancasila. “Sesuai tema Hari Pendidikan Nasional 2024, ‘Bergerak Bersama, Lanjutkan Merdeka Belajar’. Kegiatan kreatif pinhole bersama Indonesian pinhole telah mendemonstrasikan hal itu,” ungkap Irman Ariadi Irman menambahkan bahwa kegiatan dengan pendekatan wisata pendidikan bertujuan untuk menggali potensi kreatif peserta. Dengan melibatkan keunikan budaya, seni, fotografi, dan warisan lokal. baca lebih lengkap di https://surabaya.suaramerdeka.com/surabaya/amp/106112580356/pinhole-day-2024-mengenang-masa-lampau-terangi-masa-depan-fotografi foto : Arts.id
Catatan Kuratorial Irman Ariadi dalam Worldwide Pinhole Day Surabaya 2024
PINHOLE DAY SURABAYA Penyelenggaraan Pinhole Day Surabaya merupakan upaya aktif untuk mempopulerkan fotografi lubang jarum dan seni fotografi lubang jarum melalui serangkaian kegiatan oleh Indonesian Pinhole (IPO) bekerjasama dengan Komunitas Daun Surabaya dan Komunitas Lubang Jarum Indonesia (KLJI). Lokasi kegiatan tersebut di Galeri Merah Putih Balai Pemuda dan Galeri Arts.id Kota Surabaya. Pelaksanan kegiatan tanggal 27 April – 2 Mei 2024. Rangkaian kegiatan berupa Pameran Fotografi lubang jarum (pinhole), Workshop dan Hunting Pinhole, dan Diskusi Pinhole. Memaknai Fotografi Lubang Jarum di Indonesia Selama ini sebagian dari kita telah mengetahui asal kata fotografi berasal dari pengabungan dua kata Bahasa Yunani: “phōtos” (cahaya), dan “graphé” (menggambar). Kemudian diartikan “kegiatan melukis dengan cahaya”. Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, fotografi adalah “seni dan penghasilan gambar dan cahaya pada film atau permukaan yang dipekakan”. Sedangkan dalam The Hutchinson Dictionary of the Arts (1994) mendefinisikan fotografi sebagai berikut: “Proses reproduksi citra pada material peka cahaya oleh berbagai bentuk dari energi radiasi, seperti cahaya kasat mata, ultraviolet, infra merah, sinar-x, radiasi atomik, dan tembakan elektron.” Dalam buku Ekonomi Kreatif: Rencana Pengembangan Fotograi Nasional 2015-2019, Fotografi lubang jarum (pinhole) adalah Fotografi yang dalam pembuatannya menggunakan kamera lubang jarum. Kamera lubang jarum adalah benda yang memiliki ruang kedap cahaya dan kemudian diberi lubang sangat kecil di salah satu sisinya dan jarum dapat terbuat dari bahan apa saja. Ketika fotografi dikaitkan dengan industri kreatif di Indonesia, definisi fotografi pun perlu penyesuaian menjadi: “Industri yang mendorong penggunaan kreativitas, keterampilan, dan bakat individu dalam memproduksi citra dari satu objek foto dengan menggunakan perangkat fotografi, termasuk di dalamnya media perekam cahaya, media penyimpan berkas, serta media yang menampilkan informasi untuk meningkatkan kesejahteraan dan menciptakan kesempatan kerja”. Sumber: Focus Group Discussion sub-subsektor fotografi, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Mei—Juni 2014). Melihat deskripsi dan definisi serta berdasarkan pengalaman empiris, diperlukan penyempurnaan definisi untuk fotografi lubang jarum (pinhole) menjadi Fotografi lubang jarum (pinhole) adalah Fotografi yang dalam pembuatannya menggunakan kamera lubang jarum. Kamera lubang jarum adalah benda yang memiliki ruang kedap cahaya, diafragma dan mekanisme menghentikan masuknya cahaya disalah satu sisinya serta dapat terbuat dari bahan apa saja (Iariadi; 2024). Dari gagasan hingga membuat kegiatan bersama 14 bulan adalah waktu yang kami lalui untuk bisa mewujudkan publikasi pertama kegiatan Pinhole Day Surabaya. Rentang waktu tersebut kami nikmati dengan pertemuan antara Indonesian Pinhole dan Komunitas Daun Surabaya di Gresik Jawa Timur dan Bantul DIY, curah pendapat dan diskusi baik secara daring dan luring untuk membuat kolaborasi kegiatan pinhole di Jawa Timur. Awal tahun 2024, komunikasi semakin intensif dan meminta kesediaan Komunitas Lubang Jarum Indonesia untuk menjadi bagian dari tim Kurator. Tepatnya tanggal 13 Februari 2024 peluncuran publikasi Pinhole Day Surabaya dengan tema mengenal Indonesia melalui Website www.indonesian.pinhole.org dan akun Instagram @indonesian.pinhole yang merupakan media resmi dan dikelola oleh Indonesian Pinhole. Amplifikasi publikasi kegiatan dilanjutkan dengan postingan di website www.iariadi.web.id kemudian pada hari berikutnya melalui website www.pinholeday.org. Adapun bentuk diseminasi informasi lainnya adalah mengunakan kanal whatsapp group, Antara lain : #REKAMMATAHARI #KLJIndonesia dan japri kepada para pegiat fotografi. Menjelang akhir februari 2024 dalam salah satu acara Cosplay di Pangkalpinang Bangka Belitung pun dilakukan publikasi kegiatan ini. Selanjutnya pada bulan maret hingga menjelang penutupan penerimaan karya dilakukan promosi kegiatan. Penerimaan karya untuk kegiatan pameran foto pinhole dalam Pinhole Day Surabaya hingga 7 April 2024, waktu tersebut adalah dari rencana semula pada tanggal 31 Maret 2024, dikarenakan antusiasme para kreator dan sejatinya jumlah karya yang masuk sudah melebihi target penerimaan karya. Karya yang menjadi persyaratan merupakan karya yang dibuat pada rentang waktu Januari 2022 hingga Maret 2024. Kami menyadari bahwasanya para kreator fotografi lubang jarum di Indonesia, belum sepenuhnya terhubung dalam kegiatan kolaboratif dan jarangnya pameran pinhole dalam skala nasional. Kurasi karya untuk pameran Pinhole Day Surabaya sejumlah 71 karya. Ada tiga jenis media rekam yang digunakan dalam menghasilkan karya yang mereka kirimkan. Media rekam terbanyak yang digunakan kreator adalah kertas peka cahaya atau biasa disebut dengan kertas film sebanyak 53 %. Media rekam berikutnya adalah film seluloid atau roll film sebanyak 44 %, format yang digunakan berupa medium format dan 35 mm. Media rekam terakhir adalah media rekam digital (CMOS – Complementary Metal Oxide Semiconductor) sebanyak 3 %. Jika melihat keadaan dan perkembangan jaman, sepertinya terjadi anomali dalam media rekam. Bukankah kertas film sudah sulit ditemukan di pasaran Indonesia dan yang melimpah adalah CMOS dan Roll Film. Namun dalam pameran kali ini media rekam yang digunakan adalah Kertas Film. Sepertinya para pegiat juga melakukan berbagai upaya dalam mendapatkan kertas film, untuk tetap bisa melakukan paket komplit fotografi lubang jarum hingga proses kamar gelap. Media rekam menjadi salah satu unsur kuratorial dalam pameran saat ini. Karya karya tersebut adalah hasil dari 41 kreator yang berasal dari Negara Indonesia, Amerika Serikat dan Polandia. Meskipun secara ketentuan bahwasanya pameran ini hanya diperuntukan untuk Warga Negara Indonesia, namun mereka (warga negara asing) yang mengirimkan karyanya dan bertanya melalui media yang dikelola oleh Indonesian Pinhole akan tetap diberikan apresiasi berupa katalog karya atau catatan pameran dan tetap menginformasikan kegiatan berikutnya dengan skala internasional. Setelah dikurangi dari peserta dari luar negeri, maka tercatat 39 kreator berasal dari 21 kota dan 11 provinsi. Lima besar kota terbanyak asal kreator adalah sebagai berikut a.) Kota Surabaya dengan jumlah 6 orang; b.) Kota Bandung dengan jumlah 5 orang; c.) Kabupaten Sidoarjo dengan jumlah 4 orang; d.) Kota Pekalongan dan Kota Malang masing masing berjumlah 3 orang. Untuk Banda Aceh dan Denpasar adalah masing masing berjumlah 2 orang. Kabupaten/kota dengan jumlah kreator sebanyak 1 orang adalah : Bandung Barat, Cimahi, Gianyar, Gresik, Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, Kota Kupang, Kota Semarang, Padang Lawas Utara, Kabupaten Pekalongan, Sleman, Tanah Datar, Tanggerang Selatan dan Trenggalek. Dalam Persebaran wilayah provinsi asal kreator didapatkan data sebagai berikut; a.) Jawa Timur 15 orang; b.) Jawa Barat 7 orang; c.) Jawa Tengah 5 orang; d.) Bali 3 orang; e.) DKI Jakarta dan Nanggroe Aceh Darussalam masing masing 2 orang; f.) sedangkan untuk Banten, DIY, NTT, Sumatera Barat dan Sumatera Utara masing masing 1 orang. Persebaran asal kreator berdasarkan wilayah administrasi menjadi bagian yang dipertimbangkan dalam melakukan kuratorial dalam pameran Pinhole Day Surabaya. Secara kelompok usia