Konsep wisata edukasi Istilah wisata pendidikan mengacu pada setiap “program di mana para peserta (wisatawan) melakukan perjalanan ke suatu lokasi sebagai sebuah kelompok dengan tujuan utama untuk terlibat dalam pengalaman belajar yang berhubungan langsung dengan lokasi tersebut” (Rodger, 1998). kegiatan wisata dilakukan oleh mereka yang melakukan liburan dan perjalanan dimana pendidikan dan pembelajarannya merupakan bagian utama atau sekunder dari perjalanannya. Ini dapat mencakup wisata pendidikan umum dan wisata studi orang dewasa, perjalanan siswa universitas dan sekolah internasional dan domestik, termasuk sekolah bahasa, kunjungan sekolah dan program pertukaran. Wisata pendidikan dapat diselenggarakan secara mandiri atau formal dan dapat dilakukan dalam berbagai tempat alami atau buatan manusia. Bentuk kegiatan wisata edukasi Kegiatan wisata edukasi memiliki fokus pada kebutuhan dasar para peserta, diantaranya adalah : fisiologi, psikofisik, ekspresi emosional, sosial, untuk berubah (perubahan perilaku atau pemahaman), aktualisasi diri, pengembangan intelektualitas, perkembangan potensi proses eksplorasi dan kreativitas (Abubakar et al., 2014). Program Pariwisata Pendidikan dapat berupa ekowisata, wisata warisan, wisata pedesaan / pertanian, wisata komunitas dan pertukaran siswa antar institusi pendidikan. Ini dapat mencakup wisata pendidikan umum dan wisata studi orang dewasa, perjalanan siswa universitas dan sekolah internasional dan domestik, termasuk sekolah bahasa, kunjungan sekolah dan program pertukaran. Wisata pendidikan dapat diselenggarakan secara mandiri atau formal dan dapat dilakukan dalam berbagai tempat alami atau buatan manusia Menggali Pengetahuan Empat pilar belajar yang dikemukakan UNESCO dalam (Setiadi,2007), yaitu 1. Learning to know, yaitu proses pembelajaran yang memungkinkan siswa menguasai teknik menemukan pengetahuan dan bukan semata-mata hanya memperoleh pengetahuan. 2. Learning to do, memberdayakan siswa agar mampu berbuat untuk memperkaya pengalaman belajarnya, meningkatkan interaksi dengan lingkungan baik fisik, sosial maupun budaya, sehingga siswa mampu membangun pemahaman dan pengetahuan terhadap dunia sekitar. 3. Learning to live together dengan membekali kemampuan untuk orang lain yang berbeda dengan penuh toleransi dan saling pengertian. 4. Learning to be adalah keberhasilan yang dicapai dari tiga pilar belajar diatas. Merancang Program Wisata Edukasi Perancangan wisata edukasi berbasis keberadaan daya dukung wilayah setempat Tahapannya adalah 1. Penentuan kompetensi dasar 2. Indikator Pencapaian 3. Lokasi kegiatan 4. Alokasi Waktu Kegiatan 5. Alat Bantu 6. Jenis kegiatan Menemukenali pengetahuan 1. Merancang narasi singkat 2. Merancang cara pencarian data 3. Merancang instrumen uji kompetensi a. Soal benar dan salah b. Soal pilihan ganda c. Soal menjodohkan d. Soal isian e. Soal esai