Jumoyo// Pada hari Kamis, 24 Maret 2016 Desa Jumoyo berdasar informasi dari Staf Kementerian Desa,PDT dan Transmigrasi akan dirawuhi Bapak Menteri Marwan Ja’far, direncanakn akan sampai Kantor Desa Jumoyo sekitar jam 15.00 Wib, setelah itu dilanjutkan kunjunganya ke Pondok Pesantren Tegal Rejo Magelang. Berbagai persiapan dilakukan untuk menyambut kedatangan Bapak Menteri dan rombongaan meskipun informasinya mendadak ( Jam 11.30 WIB baru ada informasi dari Staf kementrian). Di Kantor Desa juga sudah siap untuk menyambut kedatangan bapak menteri dari Anggota DPRD Kab. Magelang,Camat Salam dan dari Muspika Kec, Salam ,Kepala Desa beserta perangkatnya ,dan dari rekan wartawan baik cetak maupun elektronik. Kunjungan Bapak Menteri Desa,PDT dan Transmigrasi ke Desa Jumoyo dalam rangka untuk meninjau dan melihat langsung pelaksanaan pembangunan yang menggunakan anggaran dari Dana Desa. Setelah ditunggu tunggu sampai sekitar jam 16.30 WIB ada informasi dari Staf Kementerian bahwa rombongan Bapak Menteri telah melewati Jumoyo dan sampai Muntilan yang akhirnya dibatalkan kunjunganya ke Desa Jumoyo pada hari itu. Pada hari Jum’at sekitar jam 11.30 WIB tiba-tiba ada informasi bahwa Bapak menteri rawuh ke Jumoyo,kedatanganya disambut langsung Bapak Kades dan Sekdes Jumoyo, Bapak Camat salam, Ketua BPD. Dalam ramah tamah di ruang kepala desa, Bapak Kades menyampaikan laporan tentang dana desa yang sudah dilaksanakan diantaranya dari total dana Rp 284.800.000 sudah dilaksanakan untuk : Pembangunan Gedung PAUD: Rp 117.400.000 Pembangunan saluran irigasi Dusun Wironayan : Rp 160.000.000 Pembangunan jalan beton Dusun Seloiring: Rp 7.400.000 Bapak Kades juga mengharapkan bahwa dimasing – masing desa ada pendamping desanya mengingat latar belakang dari perangkat desa bermacam macam yang belum tentu semuanya menguasai tentang administrasi, yang mana di Kecamatan Salam dari 12 Desa baru ada 3 pendamping desa. Sedangkan Bapak Menteri menekankan bahwa Dana Desa dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk pembangunan insfrastruktur di desa, juga menekankan tentang pengembangan BUMDes yang bisa untuk mensejahterakan warga masyarakat. Setelah itu dilanjutkan melihat fisik bangunan gedung PAUD Permata Hati. Bapak menteri dan rombongan meninggalkan Desa Jumoyo sekitar pukul 12.00 WIB./Fuad Sumber : Portal Desa Jumoyo
Suka Sama Suka
Dalam rangka world Pinholeday dan Jagongan Media Rakyat 2016 KLJ JOGJA PRESENT ✋? salam lima jari ✋? Jika ada pepatah tak kenal maka tak sayang, Disini lah saatnya untuk kenalan.. Kalian punya karya foto lubang jarum? Bingung buat pameran? Cakep !!! Nah..daripada disimpen, lebih baik dikaryakan sekalian saling mengenal pegiat lubang jarum lainnya? Urunkan karya foto lubang jarum dalam pameran melalui : Pameran Foto Lubang Jarum 2016 Temanya “suka sama suka” Nah maksud tema tersebut adalah pameran ini digunakan sebagai ajang kumpul dalam bentuk pameran karya lubang jarum dari semua pegiat lubang jarum di seluruh wilayah… Keren bgt kaaaaan ? Tanggal Penting : 13 April (batas akhir pengumpulan karya) 15 Apr 2016 (pencetakan karya) 20 Apr 2016 (Display karya) 21-24 Apr 2016 (pameran) 24 Apr 2016 (hunting bareng world pinhole day) Biaya pendaftaran adalah 50rb rupiah belum termasuk ongkos kirim karya (nantinya foto dapat dikirim kembali ke pemilik karya) Fasilitas: Foto + pigura 6r Pameran Masuk dalam katalog Name tag Certificate of participant *Satu Lagi Buat karya terfavorit akan ada hadiah Menariknya Lho Pendaftaran bisa menghubungi : radit 083869968456 Di Jogja kami tunggu karya Kalian untuk Indonesia!!!! Semangat berkarya More Info : Twitter: @Kljjogja IG: @kljjogja Briliyan 083869455677 Sumber : KLJ Jogja Supported by : Jagongan Media Rakyat Qwords
Gubernur Jateng Meninjau SID Desa Madukara
(Madukara)-Pukul 16.00 wib, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo tiba di Balai Desa Madukara dalam rangka meninjau sistem informasi desa. Dalam kunjungan tersebut, Kepala Desa Madukara (Purwono) dan Sekretaris Desa Madukara (Wijaya Adi Nugraha) mempresentasikan tentang pemanfaatan website Desa Madukara dalam pelayanan kepada masyarakat. Manfaat tersebut antara lain dapat mempercepat layanan kepada masyarakat dalam hal surat menyurat, penyampaian informasi/kegiatan yang diadakan di Desa Madukara, komunikasi dua arah antara Pemerintah Desa Madukara dan warga masyarakat, update data penduduk, update informasi data kepemilikan tanah di Desa Madukara, data warga miskin, laporan penggunaan dana dan lain-lain. “Data kami lengkap. Jumlah warga miskin ada. APBDes juga diumumkan. Jadi, setiap warga bisa mengetahui dan mengawasi kami,” ujar Kepala Desa Madukara, Purwono, saat presentasi di depan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Gubernur Ganjar Pranowo mengapresiasi langkah desa membuat inovasi berupa website. Hal tersebut dianggap sebagai langkah maju, tinggal dikembangkan beberapa tampilan agar lebih menarik, dan menyebar lebih luas. “Keren. Tinggal kontennya disosialisasikan di masyarakat. Nanti dilengkapi tempat pengaduan berbasis web, dan sms,” kata Ganjar Pranowo. Namun demikian, pihak desa diminta untuk tetap menempel papan informasi di desa, lantaran tidak semua warga yang bisa mengakses internet. Informasi secara cetak juga penting untuk disampaikan. “Papan desa sekalian dilengkapi alamat websitenya agar warga yang tidak bisa membuka website juga bisa mengetahui informasi-informasi yang ada di desa. Tapi di atas semua itu, saya ingin pelayanan desa itu tiga, cepat, mudah dan murah,” ujarnya. Di sela-sela acara, Kepala Desa Pekauman (Jatmiko) menyampaikan kepada Gubernur bahwa dengan adanya website di Desa Madukara telah membuat desa-desa lain juga ikut semangat untuk membuat website desa yang terintegrasi dengan Sistim Informasi Desa agar dapat mewujudkan tata kelola pemerintahan yang transparan kepada masyarakat juga. Sumber : Portal Desa Madukara
“Jumlah Perawan dan Janda pun Kami Punya Datanya… “
BANJARNEGARA, KOMPAS.com– Desa Madukara, di Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah relatif berbeda dibanding desa-desa lainnya. Desa ini menawarkan satu komunikasi canggih untuk masyarakatnya, yaitu website desa. Melalui website, warga bisa melihat secara langsung aktivitas desa sepanjang waktu. Lebih dari 200 orang setiap hari mengunjungi laman desa. Website ini juga selalu diperbaharui lantaran terhubung dengan Sistem Informasi Desa (SID). Situs yang dibuat sejak Juni 2015 ini beralamat di madukaradesa-madukara.desa.id. Pada Juli 2015, seluruh konten yang dipasang mulai terisi. Dimotori oleh Sekretaris Desa, isian konten diisi mulai dari profil, kegiatan, perencanaan, aktivitas, pembangunan, kerajinan desa, jumlah warga, peta kemiskinan hingga data soal berapa warga yang menjanda, atau menduda pun tersedia. “Data kami lengkap. Jumlah warga miskin ada. APBDes juga diumumkan. Jadi, setiap warga bisa mengetahui dan mengawasi kami,” ujar Kepala Desa Madukara, Purwono, saat presentasi di depan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di balai desa setempat, Rabu (23/3/2016). Ia melanjutkan, warganya mulai bisa mengakses dan memberi komentar atas informasi yang diberikan. Sehingga, terjalin komunikasi dua arah secara baik. “Ketika ada warga yang butuh surat keterangan KTP, KK, surat pengantar nikah bisa lebih cepat, dua menit sudah selesai,” ujarnya. Namun demikian, desanya saat ini masih belum dilengkapi dengan jaringan internet. Perbaruan informasi hanya melaui modem. Ia pun berharap agar internet bisa masuk ke balai desa. Sekretaris Desa Madukara, Didi menambahkan, website desa dinilai bermanfaat bagi warga yang mayoritas petani salak. Semua data soal pertanian tersedia, baik yang ditampilkan secara statis maupun dinamis. “Jumlah demografi, jumlah masyarakat, data kemiskinan ada. Data berapa warga kami perawan, yang janda kami juga punya,” kata Didi. Data kemiskinan misalnya yang ditampilkan misalnya juga berbeda dari data Badan statistik. Menurut Didi, data kemiskinan dari BPS dijadikan data awal kemudian diverifikasi ulang. “Akhinya ada yang BPS ditulis miskin, tapi bagi kami tidak miskin. Rumahnya mau ambruk, tapi dia punya tanah banyak. Jumlah petani dan luasan tanahnya juga bisa diakses,” tambah dia. Selain hal tersebut, warga juga ikut berpartisipasi. Berita maupun foto banyak dibantu dari warga. “Berita desa, ada kegiatan kami tulis. Masyarakat juga berpartisipasi sebagai kontributor,” katanya. Gubernur Ganjar Pranowo yang hadir di lokasi mengapresiasi langkah desa membuat inovasi berupa website. Hal tersebut dianggap sebagai langkah maju, tinggal dikembangkan beberapa tampilan agar lebih menarik, dan menyebar lebih luas. “Keren. Tinggal kontennya disosialisasikan di masyarakat. Nanti dilengkapi tempat pengaduan berbasis web, dan sms,” kata Ganjar. Namun demikian, pihak desa diminta untuk tetap menempel papan informasi di desa, lantaran tidak semua warga yang bisa mengakses internet. Informasi secara cetak juga penting untuk disampaikan. “Papan desa sekalian dilengkapi websitenya. Tapi di atas semua itu, saya ingin pelayanan desa itu tiga, cepat, mudah dan murah,” ujarnya. Sumber : Kompas
MTS “Maraqitta’limat” Lenggorong Menerapkan Pendidikan Inklusif
Desa Sambik Elen-Sekolah inklusif merupakan perkembangan baru dari pendidikan terpadu. Pada sekolah inklusif setiap anak sesuai dengan kebutuhan khususnya, semua diusahakan dapat dilayani secara optimal dengan melakukan berbagai modifikasi dan atau penyesuaian, mulai dari kurikulum, sarana dan prasarana, tenaga pendidikan dan kependidikan, sistem pembelajaran sampai pada sistem penilaiannya. Sekolah penyelenggara pendidikan inklusif adalah sekolah yang menampung semua murid di kelas yang sama. Sekolah ini menyediakan program pendidikan yang layak, menantang, tetapi disesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan setiap murid maupun bantuan dan dukungan yang dapat diberikan oleh para guru, agar anak-anak berhasil (Stainback, 1980). MTS “Maraqitta’limat” Lenggorong, Desa Sambik Elen dinobatkan sebagai sekolah yang layak menerapkan pendidikan inklusif, meski baru-baru dinobatkan, Kepala sekolah MTS “Maraqitta’limat” Dusun Lenggorong Desa Sambik Elen menyampaikan kepada Operator Desa bahwa beliau dengan pihak-pihak di sekolahnya merencanakan akan mengadakan sosialisasi terkait pendidikan inklusif ini kepada Warga dan instansi yang ada di Desa Sambik Elen. “Kami tengah mempersiapkan untuk acara sosialisasi yang Kami rencanakan akan berlangsung pada hari Kamis 17 Maret 2016 esok, dimana dalam acara ini nanti akan hadir Pejabat penting dari Provinsi dan juga dari Kabupaten Lombok Utara sendiri, acara sosialisasi ini akan berlangsung di Madrasah Kami”, pungkasnya. Keberadaan Sekolah yang menerapkan Pendidikan Inklusif akan mempermudah penyampaian materi pendidikan yang disampaikan oleh Guru kepada Siswanya, karena dengan metode pembelajaran inklusif Pihak sekolah akan memilih dan menentukan kelas-kelas tertentu dari Siswa itu sendiri, misalnya Siswa yang memilki kekurangan-kekurangan tertentu akan diberikan cara didik khusus dengan Siswa yang lainnya, sehingga Tujuan pembelajaran mampu diserap baik oleh Peserta didik. Sumber : Portal Desa Sambik Elen
Kabar Baik Itu Berasal Dari Desa
Berbaju ala kadarnya dan senyum mengembang, Rukiah (38) berpose membawa keripik gosong, produksi ibu-ibu di Desa Tanjung Harap, Kecamatan Serba Jadi, Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara. Pose gembira itu terpampang di laman Desa Tanjung Harap di tanjungharap.pe.hu. Foto itu ternyata menimbulkan protes anak Rukiah yang tengah menempuh studi di Jakarta yang membuka laman desanya. “Lain kali kalau foto pakai baju yang bagus,” kata Helmi Fachri (28), jurnalis warga dan pengelola Sistem Informasi Desa (SID) Tanjung Harap. Setelah keripik gosong itu masuk di situs desa, permintaan keripik meningkat. Bahkan ada permintaan dari Medan 30 kilogram per hari yang belum bisa mereka penuhi karena kesulitan bahan baku. Keripik gosong hanyalah satu dari produk warga desa yang ditampilkan di situs desa. Situs desa tersebut dikelola tiga orang, yakni Kepala Urusan Umum Desa Tanjung Harap Yuli Agustina (30) dan dua sukarelawan, yakni Fachri dan Taufik Nasution (28), yang juga menjadi jurnalis warga. Mereka mengunggah cerita soal Boinem (62) yang terharu karena rumahnya direnovasi oleh PT Perusahaan Negara III. Ada kegiatan gotong royong membersihkan jalan protokol dan parit desa, dan sebagainya. Pengelola juga mengunggah informasi seputar kebijakan pemerintah, termasuk informasi rincian dana desa tahun 2016. Cerita-cerita ringan khas desa yang berjarak sekitar 60 kilometer atau sekitar dua jam perjalanan dari Medan itu pun kini mulai diketahui dunia. Di Desa Bingkat, Kecamatan Pegajahan, Kabupaten Serdang Bedagai, Fitri Nurmalasari (28), Kepala Urusan Umum Desa Bingkat, juga mengelola situs desa di bingkat.pe.hu. Produk desa, seperti opak bulat, mi yeye, dan opak lidah, terpampang dipromosikan. Namun, informasi itu justru susah diakses di Kantor Desa Bingkat. Sambungan internet yang dibangun Kementerian Komunikasi dan Informatika di kantor desa itu tiba-tiba padam. Kegiatan memperbarui informasi terhenti. Ini berbeda dengan kondisi di Tanjung Harap. Pengelola mendapat modem dari perangkat desa setempat yang cukup lancar jaringannya. Fitri dibantu oleh sukarelawan warga yang turut memasok informasi desa, Kasah (51) dan Mulyono (38). Mereka memahami SID setelah mengikuti pelatihan SID di Yogyakarta, kerja sama Lembaga Swadaya Masyarakat Bitra Indonesia dengan Combine Research Institute tahun lalu. Warga juga mengunjungi Desa Balerante di Klaten, Jawa Tengah, dan Dlingo, Bantul, yang sudah memiliki SID yang bagus. Bitra juga membantu penyediaan komputer dan mengajari warga bagaimana cara menulis dan menjadi jurnalis warga. Pelayanan cepat Kini, dengan adanya SID, pelayanan desa berlangsung cepat. Seluruh data penduduk tersimpan dalam pangkalan data SID. Pengurusan surat keterangan warga, misalnya, hanya cukup menghabiskan waktu dua menit. Di Bingkat, Fitri cukup memasukkan nama warga atau nomor KTP ke komputer, langsung keluar informasi tentang warga itu. Tinggal pilih menu yang diinginkan, misalnya membuat surat keterangan warga, data langsung keluar dan dicetak, selesai. “Kami tidak perlu membuka buku induk dan mengetik ulang,” ujar Fitri Dasar data warga dalam bentuk digital diperoleh dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Serdang Bedagai yang terus diperbarui. Sesuai Pasal 86 UU Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, desa berhak mendapatkan akses informasi melalui SID. Pemerintah dan pemda wajib mengembangkan SID dan pembangunan kawasan pedesaan meliputi penyediaan fasilitas perangkat keras, lunak, jaringan, dan sumber daya manusia. Di Sumatera Utara baru sembilan desa yang memiliki SID dari lebih 6.000 desa yang ada. Tujuh desa sudah online, sementara dua masih offline. Desa-desa itu ada di Kabupaten Langkat (1 desa), Serdang Bedagai (5), Batubara (1), Tebing Tinggi (1), dan Deli Serdang (1). Manajer Riset Pengembangan Informasi, Komunikasi, dan Teknologi Yayasan Bitra Indonesia Iswan Kaputra mengatakan, Bitra mendesak pemda agar mengembangkan SID di semua desa. Bitra berharap pemerintah menyediakan domain SID yang diperlukan. Hal ini untuk menyelesaikan konflik data desa dan menganalisis kemiskinan secara partisipatif. Konflik data biasanya terjadi pada data warga miskin yang bisa tiba-tiba menyusut atau membengkak. “Kami baru membangun analisis kemiskinan partisipatif,” ujar Iswan. SID diharapkan juga memberikan ruang untuk menampung keluhan. Namun, kebanyakan desa yang ia dampingi tidak memasukkan keluhan itu mentah- mentah ke situs desa. Keluhan diwadahi di Facebook desa. Pengelola akan menyortir keluhan yang sopan untuk ditampilkan di situs desa. Bitra juga mendorong agar pemerintah kabupaten bekerja sama dengan sekretariat presiden sehingga keluhan warga bisa masuk ke lapor.go.id, situs Kantor Staf Presiden yang menampung keluhan warga. “Kami juga mendorong agar operator SID didukung dana desa. Minimal dua orang,” kata Iswan. Ini semua agar kabar baik dari desa tersebar ke seluruh Nusantara, bahkan dunia. Sumber: http://print.kompas.com/baca/2016/03/14/Kabar-Baik-Itu-Berasal-dari-Desa & Bitra Peta : Data Lumbung Komunitas
Kertamalip Kepala Desa “Online”
Sosok Kertamalip : Kepala Desa “Online” Sejak 2002, Pak Kertamalip / @Bang Ardes bersama alm Muhammad Syairi dan beberapa teman mendirikan Radio Komunitas Primadona FM sebagai pusat informasi di desanya. Menyiarkan berita lokal yang luput dari siaran berita media arusutama, kritis dan menyoroti berbagai hal. Pasca pemilu 2014 kemarin, Radio Komunitas ini menggandeng Forum Kepala Sekolah Swasta KLU wilayah Kecamatan Bayan, Jaringan Pemantau Anggaran KLU, Basamas KLU dan masyarakat pemerhati pendidikan menginisiasi advokasi kolaborasi anggaran pendidikan di Kabupaten Lombok Utara. Hasilnya adalah dokumen penganggaran yang partisipatif, yang harapannya dijadikanacuan dalam penyusunan anggaran pendidikan APBD 2016 ini. Selain aktif dalam radio komunitas, mulai 2013 Desa Karangbajo juga menerapkan Sistem Informasi Desa #SID untuk lebih transparan dalam hal informasi dan keuangan, meningkatkan pelayanan publik, pengelolaan sumber daya desa, menampung aspirasi masyarakat, serta kritik terhadap pemerintah daerah untuk pembangunan yang lebih baik. #SID di Karang Bajo baru online pada Juni 2015 dengan alamat portal desanya dihttp://karangbajo-lombokutara.sid.web.id/index.php/first Semoga sosok Pak Kertamalip ini menginspirasi kita semua. Sumber : http://epaper1.kompas.com/kompas/books/160225kompas/#/16/ & CRI
MEDANA SUKSES MELAKSANAKAN PIN POLIO
Pekan Imunisasi Nasional (PIN) polio serentak dilaksanakan kemaren Selasa 8 Maret 2016 di Seluruh Dusun di Desa Medana. Antusias warga membawa bayi ke posko PIN bisa terlihat dari jumlah bayi dan balita yang ikut iminisasi berjumlah 580 bayi dan balita yang tersebar di 9 dusun di desa medana diantaranya : – Dusun Karang Anyar 41, – Dusun Nusantara 57, – Dusun Jambianom 67, – Dusun Teluk Dalem Kern113, – Dusun Teluk Dalam 88, – Dusun Orong Ramput 45, – Dusun Orong Kopang 41 – Dusun Kopang 61, dan – Dusun Gol 67 Harapan ibu Nakia salah satu warga dusun karang anyar yang anaknya ikut Inunisasi Polio berharap “mudah-mudahan anaknya tetap sehat setelah diberikan Imunisasi Polio”. Sumber : Portal Desa Medana
Museum dokumenter kebencanaan (Disaster documentary museum)
Erupsi Merapi tahun 2010 telah meluluhlantahkan rumah serta harta benda warga yang tinggal di lereng merapi. Setelah lima tahun berlalu, kehidupan masyarakat kembali normal seperti sedia kala. Atas inisiatif Kepala Dusun dan warga untuk mengingat letusan Gunung Merapi tahun 2010 maka dibuatlah sebuah museum dokumenter kebencanaan. museum ini terdapat di dusun Srodokan/Gungan, kelurahan Wukirsari, kecamatan Cangkringan, kab. Sleman, yogyakarta. Museum diresmikan pada tanggal 26 februari 2016 oleh Bapak Totok Hartanto selaku Kepala Dusun Srodokan/Gungan. Tujuan dari museum adalah untuk pengingat bagi warga dan generasi selanjutnya bahwa pernah terjadi erupsi yang memporakporandakan dusun tersebut. Diharapkan ketika kita mengingat suatu kejadian bencana maka kita akan lebih waspada terhadap potensi bencana yang ada di sekitar kita. Selain itu bisa menjadi pembelajaran untuk kita semua tentang dampak yang ditimbulkan. Museum dokumenter kebencanaan di huntap Dongkelsari atau dusun Srodokan sengaja dibuat sederhana. Museum meminjam bangunan warga hunian tetap (huntap) yang belum ditempati. Dinding pada bangunan museum masih terlihat susunan batakonya dan lantai masih berupa tanah. Hal ini memang disengaja karena bangunan tersebut menjadi bagian dari kisah pasca erupsi Merapi. Di dalamnya terdapat 100 foto hasil jepretan warga yang menggambarkan situasi Dusun Srodokan sebelum, saat, dan sesudah erupsi terjadi. Beberapa foto juga memperlihatkan detik-detik turunnya awan panas dan lava pijar Gunung Merapi, puing-puing bangunan maupun kendaraan yang tertimbun lahar serta hewan ternak yang terkena awan panas. Suasana kepanikan warga saat kejadian dan di dalam pengungsian bisa dilihat dalam foto-foto tersebut. Selain foto, di dalam museum juga dipamerkan beberapa alat komunikasi yang digunakan untuk berkordinasi dan mencari informasi saat itu. Benda-benda sisa erupsi juga tak luput untuk dipamerkan seperti perabot rumah tangga dan sepeda motor yang hangus karena tertimbun material panas Gunung Merapi. Untuk melengkapi isi museum, alat-alat seperti pengukur curah hujan dan alat pendeteksi gempa juda dipajang di musem ini. Pada saat memasuki museum anda akan disambut dengan musik dan suara-suara yang menggambarkan situasi saat terjadinya erupsi Gunung merapi. Dibelakang pintu ada sebuah motor yang akan meyambut anda. Disetiap tembok ada berbagai foto yang bisa menceritakan situasi saat itu, dan diujung ruangan terlihat benda-benda sisa erupsi milik warga. Benda tersebut sudah lebih dari 5 tahun tertimbun Sumber : Portal Desa Wukirsari
MUSREMBANG DESA SALUT TAHUN 2016
Desa Salut. Musyawarah pembangunan Desa (MUSREMBANGDES) Tahun 2016 di Desa Salut Kecamatan Kayangan Kab. Lombok Utara dihadiri oleh tim I yang dipimpin lansung Oleh Bapak Camat Kayangan (Tresna Hadi, S.Pt), MUSREMBANGDES 2016 ini juga dihairi oleh peserta yang terdiri dari beberapa unsure dan elemen masyarakat untuk merumuskan rencana kegiatan pembangunan tahun 2016 (RKPDES BISA DILIHAT DISINI) yang terdiri dari 4 sub bagian yaitu Pemerintahan Desa, Pembangunan Desa, Pemberdayaan Masyarakat dan Pembinaan Masyarakat. Dalam kesempatan rapat tersebut camat kayangan juga menyampaikan beberapa sumber pendapatan desa menurut Undang-Undang Nomor 6 tahun 2014 tentang desa yaiti Pendapapatan Asli Desa, Dana Desa (DD) Alokasi Dana Desa(ADD), Retribusi Bagi Hasil Pajak, Bantuan Keuangan Pemerintah Provinsi, Bantuan hibah dari pihak ke tiga yang tidak mengikat dan lain-lain pendapapat desa yang sah. Sedangkan Alokasi danan desa (ADD) untuk Kabupaten Lombok Utara Berjumlah Rp. 41, 777, 562, 855 dan Dana Desa (DD) Berjumlah Rp. 37, 022, 708,000, Husus untuk Desa Salut mendapatkan ADD sejumlah Rp. 1, 119, 248, 700 dan DD sejumlah Rp. 745, 491, 000, untuk Retribusi bagi hasil pajak nominalnya belum ditentukan. Sumber : Portal Desa Salut