Tidak bisa dipungkiri, Jawa Barat, khususnya Bandung merupakan bagian dari sejarah besar negeri ini. Kota berjuluk Paris van Java ini seolah menjadi tempat yang sangat produktif melahirkan pemikir, pejuang, ataupun tokoh besar bangsa, semacam Soekarno, Moh. Hatta, Natsir, Sutan Sjahrir, dan Inggit Garnasih. Jejak-jejak eksistensi mereka masih bisa kita lihat melalui bangunan-bangunan bersejarah yang hingga kini masih kokoh berdiri. Tentulah menarik untuk mengetahui, sekaligus meneladani, sejarah perjuangan para pendiri bangsa yang pernah menjadi bagian dari Kota Bandung ini. Atas dasar itulah, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat menggagas kegiatan Napak Tilas Sejarah Jawa Barat. Kegiatan yang akan berlangsung pada tanggal 20 s.d 21 Mei 2014 ini akan dibagi menjadi dua bagian. Pertama, yaitu Napak Tilas ke beberapa bangunan bersejarah di kota Bandung, antara lain Museum Hotel Preanger, Tugu Titik Nol, Rumah Bersejarah Inggit Garnasih & Makamnya, Kamar Penjara Banceuy, Gedung Indonesia Menggugat, dan Penjara Sukamiskin. Kegiatan yang akan dilaksanakan pada tanggal 20 mei 2014 ini akan melibatkan beberapa komunitas di Kota Bandung, yaitu Historia van Bandoeng (HvB), Bandung Heritage, Komunitas Fotografer Amatir Bandung (Kofaba), dan beberapa Awak Media. Bagian kedua dari kegiatan ini adalah Seminar Kesejarahan yang akan dilaksanakan pada tanggal 21 Mei 2014, bertempat di Hotel New Naripan Bandung. Seminar ini akan melibatkan enam pembicara, yaitu Anhar Gonggong (Sejarawan), yang akan berbicara mengenai peran Bandung dalam perjalanan sejarah Indonesia, Maria Hartiningsih (Wartawan Senior Kompas) yang akan berbicara mengenai Inggit Garnasih sebagai inspirasi perempuan Indonesia, Abdullah Mustappa (Pemimpin Redaksi Majalah Mangle) yang akan bicara mengenai pluralitas di Kota Bandung, Bambang Sugiharto (Dosen Filsafat Universitas Parahyangan) yang akan bicara mengenai Bandung sebagai pusat intelektualitas di Indonesia, Yuswadi Saliya (Guru Besar Arsitektur Institut Teknologi Bandung) yang akan bicara mengenai Bandung sebagai museum arsitektur, dan Sobana Hardjasaputra (Sejarawan Universitas Padjadjaran) yang akan bicara mengenai pengajaran sejarah pada generasi muda. Kedua bagian dari kegiatan Napak Tilas ini akan diikuti 40 peserta, yang terdiri dari akademisi, perwakilan komunitas kesejarahan di Kota Bandung, Jurnalis, dan Instansi terkait. Melalui kegiatan ini, Disparbud Jabar berharap akan semakin tersebarnya informasi tentang potensi kesejarahan di Kota Bandung, sehingga dapat menarik minat wisatawan untuk berkunjung ke Kota Bandung. Selain itu, kegiatan ini juga diharapkan dapat meningkatkan minat generasi muda, sebagai calon pemimpin masa depan Indonesia, dalam mempelajari dan meneladani kisah-kisah sejarah di Kota Bandung, agar semangat perjuangan para pendiri bangsa dan bangunan-bangunan bersejarah dapat terus terjaga eksistensinya. Bidang Kebudayaan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Prov. Jabar Sumber : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Prov. Jabar Tidak bisa dipungkiri, Jawa Barat, khususnya Bandung merupakan bagian dari sejarah besar negeri ini. Kota berjuluk Paris van Java ini seolah menjadi tempat yang sangat produktif melahirkan pemikir, pejuang, ataupun tokoh besar bangsa, semacam Soekarno, Moh. Hatta, Natsir, Sutan Sjahrir, dan Inggit Garnasih. Jejak-jejak eksistensi mereka masih bisa kita lihat melalui bangunan-bangunan bersejarah yang hingga kini masih kokoh berdiri. Tentulah menarik untuk mengetahui, sekaligus meneladani, sejarah perjuangan para pendiri bangsa yang pernah menjadi bagian dari Kota Bandung ini. Atas dasar itulah, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat menggagas kegiatan Napak Tilas Sejarah Jawa Barat. Kegiatan yang akan berlangsung pada tanggal 20 s.d 21 Mei 2014 ini akan dibagi menjadi dua bagian. Pertama, yaitu Napak Tilas ke beberapa bangunan bersejarah di kota Bandung, antara lain Museum Hotel Preanger, Tugu Titik Nol, Rumah Bersejarah Inggit Garnasih & Makamnya, Kamar Penjara Banceuy, Gedung Indonesia Menggugat, dan Penjara Sukamiskin. Kegiatan yang akan dilaksanakan pada tanggal 20 mei 2014 ini akan melibatkan beberapa komunitas di Kota Bandung, yaitu Historia van Bandoeng (HvB), Bandung Heritage, Komunitas Fotografer Amatir Bandung (Kofaba), dan beberapa Awak Media. Bagian kedua dari kegiatan ini adalah Seminar Kesejarahan yang akan dilaksanakan pada tanggal 21 Mei 2014, bertempat di Hotel New Naripan Bandung. Seminar ini akan melibatkan enam pembicara, yaitu Anhar Gonggong (Sejarawan), yang akan berbicara mengenai peran Bandung dalam perjalanan sejarah Indonesia, Maria Hartiningsih (Wartawan Senior Kompas) yang akan berbicara mengenai Inggit Garnasih sebagai inspirasi perempuan Indonesia, Abdullah Mustappa (Pemimpin Redaksi Majalah Mangle) yang akan bicara mengenai pluralitas di Kota Bandung, Bambang Sugiharto (Dosen Filsafat Universitas Parahyangan) yang akan bicara mengenai Bandung sebagai pusat intelektualitas di Indonesia, Yuswadi Saliya (Guru Besar Arsitektur Institut Teknologi Bandung) yang akan bicara mengenai Bandung sebagai museum arsitektur, dan Sobana Hardjasaputra (Sejarawan Universitas Padjadjaran) yang akan bicara mengenai pengajaran sejarah pada generasi muda. Kedua bagian dari kegiatan Napak Tilas ini akan diikuti 40 peserta, yang terdiri dari akademisi, perwakilan komunitas kesejarahan di Kota Bandung, Jurnalis, dan Instansi terkait. Melalui kegiatan ini, Disparbud Jabar berharap akan semakin tersebarnya informasi tentang potensi kesejarahan di Kota Bandung, sehingga dapat menarik minat wisatawan untuk berkunjung ke Kota Bandung. Selain itu, kegiatan ini juga diharapkan dapat meningkatkan minat generasi muda, sebagai calon pemimpin masa depan Indonesia, dalam mempelajari dan meneladani kisah-kisah sejarah di Kota Bandung, agar semangat perjuangan para pendiri bangsa dan bangunan-bangunan bersejarah dapat terus terjaga eksistensinya.Bidang Kebudayaan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Prov. Jabar – See more at: download peta Napak Tilas Sejarah Jawa Barat untuk gadget mu Sumber Lainnya : Napak Tilas Sejarah Tweets about “#NTSBDGMEI2014”
Generasi Perekam di sambak
Warga Desa Sambak dan sekitarnya berkumpul di SDN Sambak Kajoran Magelang untuk menghadiri Acara Forum Desa Nusantara dan Tasyakuran Kelahiran Undang Undang Desa 2014 yang di gelar di desanya. Acara ini diselenggarakan pada tanggal 8 – 9 Februari 2014. kegiatan yang berisi pentas seni dan talkshow, mampu menyedot animo masyarakat untuk berapreasiasi dalam mengabadikan jalannya acara. Hal ini terjadi karena kemajuan teknologi perekaman gambar diam dan gambar bergerak. Selain harga yang relatif terjangkau dan kemudahan pengoperasiannya, ternyata faktor trend atau eksis juga melekat dalam masyarakat. Tanpa terpengaruh oleh usia, mereka pun cukup antusias dalam melakukan perekamam peristiwa. Momen demi momen yang bisa diabadikan, sehingga hal ini bisa menjadi bekal informasi dan pengetahuan bagi siapapun yag membutuhkan data. Kemajuan teknologipun tidak hanya terhenti pda perekaman gambar diam atau gambar bergerak, tetapi mampu menembus batas virtual. Sebagai contohya media center melakukan pengindeksan melalui jejaring sosial untuk bisa mendapatkan gambar sebagai bahan dokumentasi. Kegiatan yang dilakukan saat ini sejatinya akibat implikasi Disahkannnya Undang-undang Desa pada 18 Desember 2013 merupakan momentum penting bagi pembangunan Indonesia. UU ini berpotensi membuka peluang besar bagi berkembangnya desa mandiri dan sejahtera. Menunju desa mandiri, sejahtera tentu tidaklah mudah. Pengembangan desa tetap membutuhkan topangan kapasitas pemerintah desa qualified terutama dalam menjalankan tugas-tugasnya sebagai pemerintahan dan pelayan public, membutuhkan juga kesadaran masyarakat desa, organisasi warga yang responsive terhadap jalannya pemerintahan dan layanan public yang diselenggarakan pemerintah desa. Pola interaksi yang aktif antara pemerintah desa dengan warga desa dan organisasi warga inilah yang nantinya akan menjadi kunci berjalannya demokrasi lokal desa. Sumber : Generasi Perekam