KML adalah Keyhole Markup Languange, salah satu ektensi yang bisa kita gunakan dalam membuat peta.
museum map
Museum Map Kota Yogyakarta dengan menggunakan sumber data terbuka dan tool mapsengine.
testing lage
Testing lage untuk menampilkan gambar
testing slide
Testing Slide untuk website
Parangtritis Sand Dunes
Download Bukunya
Ekosistem
Interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya akan membentuk ekosistem. Di dalamnya terjadi interaksi yang kompleks dan memiliki komponen penyusun yang beragam. Ekosistem terdiri dari komponen biotik maupun abiotik. Dilihat dari susunan dan fungsinya, suatu ekosistem tersusun atas berbagai komponen yaitu : Komponen autotrof (Auto = sendiri dan trophikos = menyediakan makan). Autotrof adalah organisme yang mampu menyediakan/mensintesis makanan sendiri yang berupa bahan organik dari bahan anorganik dengan bantuan energi seperti matahari dan kimia. Komponen autotrof berfungsi sebagai produsen, contohnya tumbuh-tumbuhan hijau. Komponen heterotrof (Heteros = berbeda, trophikos = makanan). Heterotrof merupakan organisme yang memanfaatkan bahan-bahan organik sebagai makanannya dan bahan tersebut disediakan oleh organisme lain. Yang tergolong organisme heterotrof adalah manusia, hewan, jamur, dan mikroba. Komponen abiotik Bahan tak hidup yaitu komponen fisik dan kimia yang terdiri dari tanah, air, udara, sinar matahari. Bahan tak hidup merupakan medium atau substrat tempat berlangsungnya kehidupan, atau lingkungan tempat hidup. Komponen Pengurai Pengurai adalah organisme heterotrof yang menguraikan bahan organik yang berasal dari organisme mati (bahan organik kompleks). Organisme pengurai menyerap sebagian hasil penguraian tersebut dan melepaskan bahan-bahan yang sederhana yang dapat digunakan kembali oleh produsen. Yang termasuk pengurai adalah bakteri dan jamur. Makhluk hidup, hidup berdampingan dengan makhluk hidup lainnya sesama spesies disebut dengan populasi. Suatu individu dianggap sebagai anggota populasi tertentu apabila mereka hidup bersama dalam satu populasi, berfungsi sebagai anggota populasi, mempunyai persamaan anatomi dan fisiologi dengan anggota lainnya, serta dapat melakukan interhibridisasi dengan anggota-anggota populasi tersebut. Dalam sebuah populasi terjadi interaksi antar anggotanya. Hubungan interaksi tersebut dibedakan menjadi beberapa interaksi yaitu: Netral, bila tidak ada saling mempengaruhi diantara populasi Kompetisi Kompetisi, bila terjadi persaingan antara populasi Mutualisme , bila antara populasi terjadi hubungan saling menguntungkan Predasi , hubungan antara pemangsa dan mangsanya Parasitisme, bila salah satu populasi parasit terhadap populasi lain Komensialisme, interaksi antarpopulasi, dimana populasi yang satu untung sedang yang lainnya tidak merasa dirugikan.
Geo tagging Quest
Geo tagging Quest merupakan permainan yang akan mengasah kemapuan pembacaan informasi geospasial, melakukan orientasi dan navigasi.
Museum To Museum
Sistem Informasi Museum Kota Yogyakarta adalah suatu teknik visualisasi Web GIS untuk menunjukan sebaran museum di Kota Yogyakarta yang bisa di akses oleh desktop computer, tablet dan smartphone. Alamat situs : Urutan waktu peresmian museum museum di Kota Yogyakarta Indonesia. 1788 Museum Vredeburg, 1934 Museum Sonobudoyo, 1955 Museum Istana Kepresidenan RI yogyakarta, 1958 Museum Pusat TNI AD Dharma Wiratama, 1961 Museum Perjuangan, 1963 Museum Dewantara Kitri Griya Taman Siswa, 1969 Museum Monumen Pangeran Diponegoro Sasana Wiratama, 1969 Museum Kraton 1969 Museum Biologi, 1972 Museum Amri Yahya dan Galeri, 1975 Gembira Loka, 1977 Museum Batik & Sulaman, 1981 Museum Puro Pakualaman, 1982 Museum Sasmitaloka Panglima Besar Jendral Sudirman, 1997 Museum Rs Mata Dr. Yap, 1998 Museum Sonobudoyo II, 2008 Museum Anak Kolong, 2008 Museum Sandi Negara, 2009 Museum Bahari, 2012 Museum Bank Indonesia.
Visualization in Cyber Geography
Visualization in Cyber Geography: Reconsidering Cartography’s Concept of Visualization in Current User Centric Cybergeographic Cosmology By Troel Degn Johansson Centre for Advanced Spatial Analysis University College London 1-19 Torrington Place Gower Street London WC1E6BT Abstract This article discusses some epistemological problems of a semiotic and cybernetic character in two current scientific cosmologies in the study of geographic information systems (GIS) with special reference to the concept of visualization in modern cartography. Setting off from Michael Batty’s prolegomena for a virtual geography and Michael Goodchild’s “Human-Computer-Reality-Interaction” as the field of a new media convergence and networking of GIS-computation of geo-data, the paper outlines preliminarily a common field of study, namely that of cybernetic geography, or just “cyber-geography) owing to the principal similarities with second order cybernetics. Relating these geographical cosmologies to some of Science’s dominant, historical perceptions of the exploring and appropriating of Nature as an “inventory of knowledge”, the article seeks to identify some basic ontological and epistemological dimensions of cybernetic geography and visualization in modern cartography. The points made is that a generalized notion of visualization understood as the use of maps, or more precisely as cybergeographic GIS-thinking seems necessary as an epistemological as well as a methodological prerequisite to scientific knowledge in cybergeography. Moreover do these generalized concept seem to lead to a displacement of the positions traditionally held by the scientist and lay-man citizen, that is not only in respect of the perception of the matter studied, i.e. the field of geography, but also of the manner in which the scientist informs the lay-man citizen in the course of action in the public participation in decision making; a displacement that seems to lead to a more critical, or perhaps even quasi-scientific approach as concerns the lay-man user. Full Article Biographical note: Troels Degn Johansson was an academic visitor at the Centre for Advanced Spatial Analysis, University College London in the autumn 1999. He is a Ph.D. Scholar at the Danish Forest and Landscape Research Institute, Department of Urban and Regional Planning, at the Ministry of Environment and Energy, Denmark. He did an MA in Film and Media Studies at the University of Copenhagen. During 1996-99 he was associated the Department of Film & Media Studies as an Assistant Professor. TDJ is currently involved in a research project on web-based 3D-visualization of landscape change with special reference to public planning communication. This project forms part of the Changing Landscapes-programme, Centre for Strategic Studies in Cultural Environment, Nature and Landscape History (1997-2001), the Strategic Enviromental Research Programme of Denmark.